KAKEMA AJAK KENALI DAN CEGAH PENYAKIT UDANG AHPND/EMS MELALUI WEBINAR
- fishflashnews
- Oct 13, 2020
- 2 min read
Penulis : Zulfan Ibrahimi
Editor : Fida Fransisca

FFN NEWS – Minggu (11/10/2020) telah berlangsung webinar yang diadakan oleh KAKEMA (Kajian Keilmiahan Mahasiswa) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Perlu diketahui bahwa sejak pandemi berlangsung, KAKEMA telah banyak mengadakan acara webinar dan kali ini KAKEMA mengusung tema “Kenali dan Cegah Penyakit Udang AHPND/EMS” melalui platform Zoom dengan menghadirkan tiga narasumber.
Keynote speaker pertama adalah Daruti Dinda S.Pi., M.P, selaku Dosen FPK Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan UNAIR. Beliau memaparkan bahwasanya EMS (Early Mortality Syndrom) merupakan penyakit kematian udang pada usia awal (DOC 1-40). Penyakit tersebut menyerang organ hepatopankreas dan disebabkan oleh bakteri Vibrio parahaemolyticus. Penyakit tersebut dikenal dengan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHNDP) karena menyebabkan kerusakan parah pada hepatopankreas.
“Tindakan antisipasi penyakit AHPND adalah dengan mengoptimalkan peranan laboratorium, edukasi lapangan dalam penggunaan alat laboratorium, dan keeping data laboratorium, serta analisa secara disiplin dan konsisten,” imbuhnya.
Keynote speaker kedua ialah Yanuar Toto Raharjo selaku Ketua Umum SCI Banyuwangi. Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan mengenai kunci sukses budidaya udang agar tidak mudah terserang penyakit.
“Kunci dalam budidaya udang adalah kestabilan, yaitu kestabilan dalam sistem plankton dan bakteri. Plankton dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, nutrisi dan kualitas air. Sistem bakteri, yaitu menggunakan probiotik untuk menekan blooming BGA. Namun, penggunaan probiotik harus dalam batas normal. Penggunaan auto feeder dapat mempersingkat DOC budidaya, sehingga bisa menambah siklus produksi,” ujarnya.
Sebagai penutup, pemateri terakhir, yaitu Bambang Dwi Murjoko selaku Manager TS Matahari Sakti menyampaikan bahwa penyebab udang terserang AHPND. Beliau menjelaskan, penyakit tersebut diakibatkan oleh konstruksi dan lay out tambak yang tidak bagus, sumber air tidak mendukung, salinitas tinggi, tidak ada tandon, persiapan tidak maksimal, pemilihan benur tidak tepat, sarana dan prasarana tidak memadai, DO rendah, program pakan buruk, blooming dan crash plankton, bahan organik tinggi, dan Vibrio tinggi >103. Ciri-ciri udang yang terserang AHPND adalah tubuh pucat dan kulit tipis, nafsu makan turun, lemas, berenang tidak stabil atau berenang dekat dasar kolam, lambung dan usus kosong, hepatopancreas mengecil atau kenyal, terdapat udang yang mati di anco, udang yang mati kondisi badannya tetap utuh dan eksoskeleton rapuh, kematian terjadi di bawah umur 45 hari dan ditemukan di dasar kolam, serta berlangsung cepat dan banyak.
“Pembersihan dan sterilisasi kolam yang optimal, persiapan air sebelum tebar yang matang dan menjalankan budidaya yang baik dan benar,” terangnya mengenai tips pencegahan AHPND pada udang.
Walaupun diadakan saat pandemi COVID-19, webinar dengan topik Penyakit Udang AHPND/EMS berjalan dengan lancar dan antusiasme mahasiswa dari berbagai daerah tinggi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya jumlah partisipan yang mengikuti webinar tersebut.(*)
Comments