KEPENGURUSAN BEM FPK KABINET KOLABORASI DI TENGAH PANDEMI "TANPA MENGHILANGKAN SUBSTANSI ORGANISASI"
- fishflashnews
- Aug 1, 2020
- 2 min read
Penulis : Zulfan Ibrahimi
Editor : M. Guntur Pidjar E.

Berita FFN – Rabu (29/07/2020) Ketua BEM FPK 2020 Ahmad Jabal Maulidaya Sabah membicarakan lima poin terkait rancangan Kegiatan BEM FPK di Semesater Gasal 2020 dalam kesempatan wawancara bersama FFN. Perlu diketahui yang terdampak dari pandemi Covid-19 tidak hanya BEM FPK, tetapi juga banyak juga organisasi dan institusi lainnya yang terpaksa harus beradaptasi. Tidak bisa dipungkiri dengan adanya pandemi menghambat kegiatan-kegiatan organisasi.
"Tantangan yang paling nyata dari adanya pandemi adalah tantangan internal organisasi. Dimana keadaan yang memaksa kita hanya bisa berhubungan online membuat organisasi-organisasi sulit merekatkan internal pengurus. Selain itu, pandemi Covid-19 juga memaksa kita untuk lebih inovatif lagi. Kegiatan-kegiatan yang akan kita lakukan otomatis akan berbeda dari biasanya. Kita harus berusaha untuk membuat kegiatan secara online tanpa menghilangkan substansinya," ungkap Ahmad Jabal Maulidaya Sabah yang akrab disapa Jabal.
Pada kesempatan kemarin, Jabal juga berbicara tentang rancangan program kerja Kabinet Kolaborasi yang akan dilakukan di semester gasal terkait pemenuhan standar protokol kesehatan.
"Kegiatan yang menghimpun banyak massa akan kita pertimbangkan lagi untuk dilakukan secara offline. Selama kegiatan memungkinkan kita laksanakan secara online, maka akan kita laksanakan secara online. Akan tetapi jika diizinkan untuk membuat kegiatan offline, maka akan kami lakukan beberapa offline dengan membatasi peserta yang dikumpulkan dan tentunya juga harus mematuhi protokol Kesehatan,” ujar Jabal.
Dalam melakukan kaderisasi guna melanjutkan estafet kepengurusan BEM FPK di periode selanjutnya, Jabal menerangkan hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan pendekatan personal.
"Kaderisasi merupakan hal yang sangat penting untuk meneruskan estafet kepemimpinan. Di masa pandemi, tantangan kaderisasi merupakan tantangan cukup sulit untuk diselesaikan. Jika keadaan normal kita bisa mengkader dengan mudah karena kita seringkali bersinggungan langsung dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Keadaan yang serba online memaksa kami hanya bisa melakukan pengkaderan dengan melakukan pendekatan secara personal," terang Jabal.
Jabal juga menjelaskan terkait proses penangguhan UKT mengingat fasilitas yang ada di kampus saat ini tidak terjamah oleh mahasiswa.
"Bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan keringanan, penangguhan, dan angsuran UKT silahkan mengajukan permohonan. Informasi yang didapat dari akun resmi instagram Universitas Airlangga yang menyatakan 2395 mahasiswa bebas UKT, 1675 mahasiswa PPDS mendapat insentif 50%, 1750 mahasiswa mendapatkan keringanan UKT, mahasiswa akhir hanya membayar UKT 50% akan terus dikawal oleh BEM BLM Se-Unair," jelas Jabal.
Dampak pandemi Covid-19 yang tidak kunjung reda juga dirasakan langsung dampaknya oleh BEM FPK di pertengahan periode kepengurusan.
"Berbicara mengenai capaian, masih belum banyak capaian yang belum dicapai. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kegiatan yang akan dilaksanakan di semester gasal, seperti halnya kepanitiaan-kepanitiaan besar yang melaksanakan kegiatannya di semester gasal. Akan tetapi, selama setengah kepengurusan ini banyak juga yang sudah kami lakukan, seperti kajian online, podcast, dan masifnya informasi melalui OA," ungkap Jabal. (*)
Comments