top of page

NEW NORMAL ATAU HERD IMMUNITY DI INDONESIA?

  • Writer: fishflashnews
    fishflashnews
  • Jun 8, 2020
  • 2 min read

Updated: Jul 18, 2020

Reporter : Antrika Yuniarti

Editor : Fida Fransisca

Berita FFN - Senin (2/3/2020) Presiden Joko Widodo mengkonfirmasi terdeteksinya COVID-19 dan dua WNI terinfeksi. WNI yang positif terjangkit COVID-19 tersebut adalah ibu berusia 64 tahun dan anak berusia 31 tahun. Kronologi terjangkitnya kedua WNI tersebut berawal dari masuknya warga negara Jepang ke wilayah Indonesia dan melakukan kontak fisik dengan mereka. Hingga Rabu (3/6/2020) pukul 17:26 WIB lonjakan jumlah pasien yang terinfeksi COVID-19 mencapai 28.233 dengan penambahan 684 kasus baru.

"Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari COVID-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru," kata Achmad Yurianto dalam keterangannya di Graha BNPB pada Kamis (28/5/2020) dilansir dari Tirto.id (29/05/2020).

Menurut Yuri, tatanan, kebiasaan, dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang kemudian disebut sebagai new normal.


Saat ini, pemerintah telah menggandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli, dan pakar untuk merealisasikan skenario new normal dan merumuskan protokol atau SOP agar dapat memastikan masyarakat beraktivitas kembali, tetapi tetap aman dari COVID-19.


"Saya minta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru ini yang sudah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan ini disosialisasikan secara masif kepada masyarakat," ujar Jokowi dilansir dari Detiknews (27/05/2020).

"Langkah-langkah pencegahan di tempat kerja mulai ditetapkan seperti jarak fisik, fasilitas mencuci tangan, dan etika pernapasan," kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Henri P. Kluge dikutip dari situs resmi lembaga kesehatan dunia tersebut.

Namun, apakah new normal yang diterapkan saat ini merupakan nama lain dari herd immunity?


Dikutip dari Euronews, herd immunity adalah konsep dalam epidemiologi yang menggambarkan orang secara kolektif dapat mencegah infeksi, jika beberapa persen populasi memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit. William Hanage, seorang ahli epidemiologi di Harvard mengatakan,

"Wabah besar dan kematian yang berlebihan tidak menghasilkan herd immunity yang bermakna."

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri tidak merekomendasikan setiap negara untuk menerapkan herd immunity dan melonggarkan lockdown karena menurut WHO, herd immunity dan melonggarkan lockdown bukanlah cara yang tepat untuk memutus penyebaran COVID-19 atau corona.


Bahkan Swedia yang tidak melakukan lockdown dan tetap hidup normal, tampaknya tidak memiliki kekebalan tubuh. Badan Kesehatan Publik Swedia sendiri memperkirakan paling tidak sekitar seperempat populasi Stockholm mungkin kontak dengan COVID-19. Lebih dari 3500 orang meninggal di Swedia dan lebih dari 12 persen kasus dikonfirmasi.

"Manusia bukanlah ternak (herds) dan lagi pula konsep herd immunity biasanya digunakan untuk menghitung berapa banyak orang yang perlu divaksinasi seta populasi untuk menghasilkan efek itu," ujar Mike Ryan, Direktur Eksekutif WHO.

Herd immunity corona virus diyakini sebagian besar ilmuwan dapat terjadi bila sekitar 65 persen hingga 75 persen dari populasi telah terinfeksi. (*)

Referensi


Comments


Post: Blog2_Post

©2020 by Fish Flash News

bottom of page