PEMIRA 2020 DI TENGAH PANDEMI
- fishflashnews
- Dec 15, 2020
- 2 min read
Penulis : Kelompok Magang 2
Editor : Anisa Muberra

Berita FFN - Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) akan diselenggarakan secara daring pada Sabtu (19/12/2020) dan Penetapannya pada Minggu (20/12/2020). Kegiatan diadakan secara daring melalui platform dari Universitas Airlangga (Unair).
“Perbedaan antara pemira tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu seluruh rangkaian acara akan dilaksanakan secara daring,” ujar Alanosi Noor selaku ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) FPK 2020.
Teknis pelaksanaan pemira 2020 dapat dibilang sangat sederhana. Mahasiswa cukup mengakses platform pemira 2020 melalui gadget masing-masing. Menurut Alanosi, kelebihan dari penyelenggaraan pemira 2020 secara online adalah tidak diperlukannya biaya yang begitu besar. Namun, permasalahan teknis seperti kendala jaringan dalam acara tentu tidak dapat dihindari.
Alanosi mengatakan saat diwawancara pada Kamis (03/12/2020), media yang akan digunakan dalam pemira 2020 adalah platform dari pihak Unair. Platform yang digunakan nantinya akan terintegrasi dengan cybercampus Unair. Penggunaan platform tersebut merupakan salah satu solusi untuk memperkecil kemungkinan adanya kendala jaringan saat pelaksanaannya nanti.
Dalam hal euphoria, iklim demokrasi, dan politik di FPK bisa dibilang stabil, tetapi masih sedikit mahasiswa yang tertarik untuk ikut andil di bidang perpolitikan. Alanosi menjelaskan upaya untuk menarik minat dan perhatian mahasiswa agar ikut menyukseskan pemira 2020, meskipun diadakan dari jarak jauh.
“Kami berusaha memberikan yang terbaik, dari pematangan konsep, menampilkan poster dengan kemasan yang menarik, baik dari segi visualisasi, postingan yang eyecatching, dan semua dilakukan secara massif,” terang Alanosi.
Menurut SK KPUM terdapat beberapa kandidat untuk Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM), serta ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FPK. Kandidat ketua BEM FPK adalah Ardhy Firmansyah dan Alifa Hafiizha Gunawan melawan kotak kosong. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan jika hasil pemira lebih banyak golput atau kotak kosong.
“Solusi jika terdapat lebih banyak mahasiswa yang golput pada pemilihan calon ketua dan wakil ketua BEM, secara teknis masih belum dibicarakan dan masih menjadi pekerjaan rumah. Namun, dapat dikembalikan ke dekanat atau dilaksanakan pemilihan ulang,” ungkap Alanosi.
Selanjutnya Alanosi selaku ketua KPUM mengimbuhkan bahwa pemira adalah milik Bersama warga FPK. Sebagai keluarga dalam satu wadah yang sama, pemira adalah hal yang harus dijaga dan dilestarikan. Alanosi berharap semoga antusiasme mahasiswa dalam demokrasi pun semakin meningkat. Jayalah perikanan Indonesia. (*)
Comments