top of page

UJI PUBLIK CALON DLM BARU 2020

  • Writer: fishflashnews
    fishflashnews
  • Dec 17, 2020
  • 3 min read

Penulis : Antrika Yuniarti

Editor : Guntur Pidjar

BERITA FFN - Menjelang Pemilihan Umum Raya (Pemira) yang akan dilaksanakan Jumat (18/12/2020), sebelumnya dilakukan Uji Publik dan Uji Masyarakat kampus. Uji publik calon DLM dilaksanakan pada Rabu (9/12/2020) yang di dalamnya terdapat dua sesi dari para panelis dengan mengusung 3 calon DLM diantaranya, Alleihandrown S. angkatan 2019 dari prodi Akuakultur (calon No.1), Muhammad Muslimin Angkatan 2018 dari prodi THP (calon No.2), dan Anis Fitria dari prodi Akuakultur 2018 (calon No.3).


Sesi pertama Uji Publik dimulai dengan Ketua BLM 2020 Himna S. I. yang menanyakan motivasi dari masing-masing calon DLM. Calon 1 mengatakan bahwa ia memang tertarik pada ranah legislatif. Berbeda jawaban dengan calon 2 dan 3, calon 2 menyatakan bahwa pencalonan sebagai calon DLM merupakan sebuah bentuk pengabdian terhadap universitas, khususnya fakultas yang sudah menerima dan menempanya sedari awal, sedangkan calon 2 mengungkapkan bahwa pencalonan dirinya sebagai DLM adalah bentuk pengabdian dan kontribusinya kepada Fakultas yang merupakan langkah terakhir pembuktian mengabdikan diri sebelum memasuki semester enam yang akan lebih berfokus pada kegiatan akademik.


Pertanyaan selanjutnya di lontarkan oleh Amin yang merupakan anggota DLM 2020 mengenai arti demokrasi dalam praktiknya dan pelaksanaan demokrasi di Unair. Semua calon setuju bahwa Unair telah melaksanakan demokrasi. Menurut Muslimin (calon No.2) Unair untuk saat ini sedang mencapai demokrasi yang diharapkan dan dicita-citakan oleh Soekarno, seperti yang diketahui dalam sila ke-4, yaitu adanya musyawarah dan mufakat. Jika merujuk ke demokrasi di universitas sudah mencapai musyawarah mufakat, tetapi dalam realisasinya mungkin ujung-ujungnya masih menggunakan voting. Sedikit berbeda dengan pendapat calon No. 2, Anis Fitria (calon No.3) mengatakan sisi lain dari demokrasi yang tak jarang mendapat intervensi dari kelompok lain. Kemudian calon No.1 Alleihandrow mengatakan bahwa memang sudah berdemokrasi, tetapi belum menyeluruh.


Angger, anggota DLM th 2018 menanyakan seberapa tinggi idealisme para calon terhadap FPK di ranah DLM universitas. Menurut Anis (calon No.3) ia akan mengutamakan suara FPK tanpa adanya intervensi dari golongan tertentu, bersikap objektif, dan rasional.

Dilanjutkan oleh jawaban Alleihandrow (calon No.1),

“Saya lahir dari FPK, dengan rasa suka saya terhadap legislatif maka akan timbul rasa ikhlas dan cinta, sehingga tentu saya akan membawa aspirasi FPK” tuturnya.

Lain halnya dengan Alleihandrow, Muslimin (calon No.2) menjelaskan bahwa pencalonan dirinya adalah bentuk pengabdian pada kampus.

“Apa yang saya dapatkan sedari awal ketika PKKMB, ospek fakultas itu adalah bekal awal. Di situ ditanamkan bahwasanya mencintai dan mengabdikan diri terhadap fakultas adalah yang nomor satu. Ketika saya tidak diterima SBMPTN lagi, saya sudah mengabdikan diri, yaitu bergabung pada BLM, karena saya merasa tidak hanya kita bisa aktif ketika kita hanya mengkritisi saja, tetapi ada baiknya ketika kita berkecimpung dan berkontribusi di dalamnya. Idealis yang saya dapatkan dari teman-teman nantinya bisa saya bawa ke ranah universitas,” terangnya.

Salah satu panelis kemudian menanyakan mengenai rencana para calon selama menjadi DLM. Alleihandrow menjelaskan,

“Setau saya periode DLM saat ini strukturalnya ada BPH 7 orang, lalu ada baleg 3 orang dan ada 6 komisi dan tiap komisi ada 3 orang. Jadi saya ingin berada di baleg karena setau saya tugasnya tentang pembuatan undang-undang mahasiswa, evaluasi UU mahasiswa, koordinasi antar komisi terkait perundang-undangan,” ungkapnya.

Pada calon No.2, Muslimin menjawab ia menginginkan revolusi besar-besaran dalam DLM.

“Kita sangat tidak efektif karena terbengkalai MPM. Nantinya kawan-kawan pada organisasi yang saya tawarkan tidak terpaku pada MPM atau pemilihan ketua BEM. Program kerja saya ada beberapa yang terkait dengan koordinasi fungsi aspirasi kurang lebihnya sama dengan DLM tahun ini. Dua proker lain salah satunya digital platform yang bisa digunakan sebagai database atau akun utama dalam mengelola sosial media karena kondisi saat ini tidak menutup kemungkinan kita membutuhkan hal-hal yang berbau dengan digital," jelasnya.

Dilanjut jawaban dari calon No.3, Anis.

“Saya akan mengimplementasikan visi dan misi serta grand design yang saya canangkan. Grand design yang saya canangkan salah satunya aspirasi dan advokasi dengan cara bekerja sama dengan BLM fakultas, bonding dengan BEM UNAIR di mana dalam hal pengawasan perlu menjaga hubungan baik antara si pengawas dengan yang diawasi, evaluasi kinerja DLM atau internal dari DLM itu sendiri agar check and balance tidak hanya pada yang diawasi, lalu studi banding dan mengadakan sekolah legislatif. Saya tertarik di ranah pengawasan, apabila saya terpilih saya akan mencalonkan diri untuk menjadi ketua komisi pengawasan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) akan diselenggarakan secara daring pada Sabtu (19/12/2020) dan Penetapannya pada Minggu (20/12/2020). Kegiatan dilakukan secara daring melalui platform dari Universitas Airlangga (Unair). (*)

Comentarios


Post: Blog2_Post

©2020 by Fish Flash News

bottom of page