top of page
Writer's picturefishflashnews

5 PENYAKIT UDANG YANG MEMBUAT RESAH PARA PEMBUDIDAYA

Penulis: Ilmi Bening Nur Qalbu

Editor: Halimatus Sa’Diyah


Berita FFN - Udang merupakan komoditas yang paling banyak diminati dan memiliki prospek yang menguntungkan bagi para pembudidaya. Ada banyak jenis udang yang tersebar di alam, baik dari air tawar, air laut, dan air payau. Serangan penyakit seringkali terjadi dalam aktivitas budidaya. Serangan penyakit dapat menurunkan hasil panen. Hal ini dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi para pembudidaya udang. Berikut ini 5 penyakit udang yang membuat resah para pembudidaya.


  1. White Feces Disease (WFD) Udang

Serangan penyakit kotoran putih udang berakibat kematian massal pada populasi udang budidaya. Penyakit kotoran putih yang menyerang udang tersebut diakibatkan air pemeliharaan yang kotor. White Feces Disease biasanya muncul dalam jangka dua bulan saat budidaya udang dilakukan. Udang windu dan udang vaname biasanya paling sering didapati terjangkit penyakit kotoran putih. Jika udang terjangkit WFD, maka kotoran udang berwarna putih akan mengambang di kolam atau tambak. Selain itu, gejala lainnya adalah usus yang berwarna pucat atau kecokelatan.

(Sumber : Sriurairatana et al, 2014)


2. White Spot Syndrome Virus (WSSV)

White Spot Syndrome dapat membunuh udang secara perlahan (silent killer). Udang yang terjangkit penyakit ini akan mati dengan sendirinya karena berkurangnya nafsu makan. Udang yang terjangkit penyakit bintik putih, pada proses awalnya organ yang terkena penyakit adalah lambung, insang, kutikula epidermis, dan jaringan ikat hepatopankreas. Setelah udang terjangkit penyakit berat akan muncul bintik-bintik putih berdiameter 0,5-2 mm pada lapisan dalam eksoskeleton dan epidermis, menyebabkan udang tidak mau makan, berdampak kematian massal di tambak. Apabila penyakit bintik putih menyerang udang yang diternakkan, pilihan terbaik adalah segera memanen udang karena penyakit ini mudah sekali menular. Jika pemanenan tidak dilakukan cepat, semua udang di kolam dapat mati dalam hitungan hari.

(Sumber : Muliani et al, 2007)


3. Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV)

Penyebab udang terjangkit penyakit Myo adalah kualitas air yang buruk atau menurunnya kualitas air media budidaya secara tiba-tiba, terutama fluktuasi suhu. Sisa pakan yang menumpuk didasar tambak akan berubah menjadi amonia yang naantinya akan berpotensi menjadi racun yang menimbulkan kematian pada udang. Gejala klinis udang yang terserang IMNV biasanya terjadi nekrosis atau kerusakan jaringan otot pada tubuh udang dengan ciri warna putih pada otot yang terserang. Jika terkena myo, udang tampak pucat, kemudian memerah di bagian ruas bawah sampai ekor.

(Sumber : Catatan Dokter Ikan)


4. Early Mortality Syndrome (EMS)

Penyakit EMS ini penyakit yang menyeramkan bagi pembudidaya udang karena bisa menyebabkan mortalitas hingga 100% pada udang yang berusia 20-30 hari. Ciri udang yang terserang EMS adalah udang terlihat lemah tidak mau bergerak, nafsu makan menurun, ukuran tubuh tidak proporsional (kepala lebih besar dari badan), warna tubuh sama dengan warna air. Gejala lainnya seperti perubahan warna pucat hingga putih terjadi pada hepatopankreas, juga atrofi yang menyebabkan penyusutan ukuran organ 50% atau lebih. Pada fase akhir penyakit, garis-garis atau bintik hitam terlihat akibat deposisi melanin dari aktifitas hemosit yang terdapat di hepatopankreas.

(Sumber : Catatan Dokter Ikan)


5. Yellow Head Disease

Udang di dalam tambak yang sudah terinfeksi penyakit kepala kuning jika tidak segera ditangani dan dipanen, akan menyebabkan tingkat kematian 100% secara bertahap dalam waktu 3 hingga 5 hari buat udang yang berumur 50-60 hari. Udang yang terjangkit penyakit ini tiba-tiba nafsu makannya terlihat menurun drastis, sehingga mengakibatkan perut udang terlihat kosong dan warna tubuhnya pucat. Jika diperhatikan, terlihat warna kekuningan pada bagian kepala termasuk hepatopankreasnya.

(Sumber : Jala Tech)



Referensi:

[1] Sriurairatana, S., V. Boonyawiwat, W. Gangnonngiw, C. Laosutthipong, J. Hiranchan, T. W. Flegel. 2014. White Feces Syndrome of Shrimp Arises from Transformation, Sloughing and Aggregation of Hepatopancreatic Microvilli into Vermiform Bodies Superficially Resembling Gregarines. Plos One, 9(6):1-8

[2] Muliani, B. Rante Tampangallo, M. Atmomarsono. 2007. Penyebaran dan Prevalensi White Spot Syndrome Virus (WSSV) pada Budidaya Udang Windu (Penaeus monodon). Jurnal Riset Akuakultur, 2(2): 231-241.


8 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentários


Post: Blog2_Post
bottom of page