Penulis: Ilmi Bening N. Q.
Editor: Annisa Rizki N.
(Foto: tirto.id)
Berita FFN - Halo sobat perikanan dan kelautan,
Ada info menarik nihbuat kalian semua, terutama buat kalian yang hobi menyelam. Mengingat kejadian tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di kedalaman 838 meter, tahukah kalian mengapa kru kapal selam KRI Nanggala 402 tidak dapat langsung menyelamatkan diri begitu saja? Yuk, kita simak info di bawah ini.
Dilansir dari laman Tirto. Id, diketahui kapal selam KRI Nanggala 402 tenggelam di kedalaman sekitar 838 meter atau yang termasuk ke dalam wilayah oseanik. Pada wilayah oseanik biasanya dihuni oleh makhluk detrivor predator dan pengurai. Adapun kedalaman laut tersebut juga dipengaruhi oleh tekanan hidrostatis yang berbeda-beda oleh setiap makhluk hidup. Semakin dalam penyelaman, maka tekanan hidrostatis akan semakin meningkat karena adanya gaya gravitasi bumi. Hal ini juga berdampak pada peningkatan tekanan yang diberikan air pada tubuh makhluk hidup.
Sementara itu, paru-paru manusia hanya dapat menerima tekanan sebesar 4 atm di dalam air tanpa adanya alat bantu. Sedangkan, kapal selam KRI Nanggala 402 diketahui tenggelam di kedalaman 838 meter yang artinya memiliki tekanan sekitar 84 atm. Sehingga, mustahil bagi kru kapal selam untuk keluar dan menyelamatkan diri. Berdasarkan artikel online dari portaljember.pikiranrakyat.com, diketahui juga bahwa kapal selam KRI Nanggala 402 memiliki sistem pintu emergency yang rumit sehingga tidak memungkinkan para kru untuk keluar dari kapal selam.
Penyelam yang menyelam di kedalaman lebih dari 10 meter akan meningkatkan resiko terjadinya barotrauma. Hal ini dikarenakan semakin dalam penyelaman, maka tekanan yang didapatkan juga akan semakin besar. Peningkatan tekanan ini menyebabkan rongga telinga tengah dan eustachius menjadi tertekan sehingga menyebabkan saluran eustachius tersumbat dan menciut. Akibatnya, terjadi perbedaan tekanan udara di rongga telinga tengah dengan telinga bagian luar. Barotrauma merupakan cedera yang sering dialami oleh para penyelam sebagai efek langsung dari tekanan. Barotrauma dapat menyebabkan gendang telinga membengkak dan menimbulkan gejala seperti telinga terasa penuh, sakit, berdengung, pusing, dan penurunan pendengaran. Selain itu, menyelam di kedalaman yang sangat dalam juga dapat membuat gendang telinga bengkak dan lama kelamaan akan pecah serta terjadinya gangguan pada paru-paru.(*)
Comments