Penulis: Jihan Arum Sari
Editor: Erina Putri
Gambar 1. Ikan Kerapu, Gambar 2. Ikan Kerapu Sunuk (Foto: sportdiver.com)
Berita FFN — Ikan kerapu (Groupers) merupakan salah satu jenis komoditas utama yang bernilai ekonomis penting yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan kerapu bernilai gizi tinggi, dan telah dapat dibudidayakan secara komersial di beberapa negara tropis. Rasa dagingnya yang lezat membuat ikan ini punya nilai tinggi di pasar dunia. Tingginya harga komoditas ini juga karena ketersediaannya di alam mulai berkurang. Di Indonesia, kegiatan perikanan ikan kerapu semakin digalakkan sejalan dengan bertambahnya permintaan pasar, baik untuk memenuhi dalam negeri khusunya dalam melayani permintaan hotel-hotel dan restoran bertaraf internasional, maupun sebagai komoditas ekspor yang akhir-akhir ini semakin besar permintaannya dalam bentuk masih hidup. Negara tujuan ekspor kerapu adalah Hongkong, Taiwan, China, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, Filipina, USA, Australia, Singapura, Malyssia dan Perancis. Berdasarkan data kementerian kelautan dan perikanan (2017) tercatat bahwa pada tahun 2016, lebih dari 54% ikan kerapu dihasilkan dari wilayah Pulau Sumatera. Pulau Sumatera merupakan salah satu provinsi penghasil budidaya ikan kerapu terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 4.858,25 ton atau sekitar 31,05% dari total produksi budidaya ikan kerapu nasional. Empat wilayah lainnya yang merupakan penghasil terbesar produksi budidaya ikan kerapu adalah Provinsi Maluku, Kepulauan Riau, Aceh dan Jiwa Timur.
Adapun beberapa spesies ikan kerapu dengan nilai ekonomis yang tinggi seperti ikan kerapu tikus / bebek (Cromileptes altivelis), kerapu lumpur, kerapu macan,kerapu batik, dan kerapu sunu (Plectropomus leoporus). Ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu jenis ikan kerapu yang mempunyai prospek pemasaran cukup baik dan harganya paling tinggi diantara jenis kerapu lainnya. Di Indonesia, ikan kerapu tikus atau biasa dikenal dengan nama ikan kerapu bebek ini, mempunyai kepala yang datar mirip kepala bebek, begitu juga mulutnya meruncing menyerupai moncong tikus. Dalam dunia perdagangan internasional dikenal dengan nama polka–dot grouper atau hump–backed rocked. Selain itu kerapu tikus mendapat julukan panther fish, karena di sekujur tubuhnya terdapat bintik–bintik kecil berwarna hitam. Selain sebagai ikan konsumsi, kerapu tikus juga dapat dijadikan sebagai ikan hias akuarium karena mempunyai bentuk dan penampilan yang menarik, yang dikenal dengan nama grace kelly (Septinawan, 2010). (*)
Gambar
1. Ikan Kerapu Tikus / Bebek (Cromileptes altivelis)
(Foto:sportdiver.com)
2. Kerapu Macan
(Foto:sportdiver.com)
3. Kerapu Lumpur
(Foto:sportdiver.com)
4. Kerapu Batik
(Foto:sportdiver.com)
5. Kerapu Sunuk
(Foto:sportdiver.com)
Referensi:
Agustyar. 2016. Analisis Ekonomi Industrialisasi Ikan Kerapu. Diakses pada 17 Maret 2022, dari https://akhmadawaludin.web.ugm.ac.id/analisis-ekonomi-industrialisasi-ikan-kerapu/
Septinawati, A., dan Wahyu, T. 2010. Manajemen Pembesaran Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) Di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPAP) Jepara. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2(1): 67-75.
コメント