Penulis : Achmad Rahedi Dwi Subhakti
Editor: Annisa Rizki N.
Berita FFN - Super blood moon adalah fenomena gerhana bulan total yang memancarkan warna merah. Peristiwa tersebut telah terjadi pada Rabu, 26 Mei 2021 pukul 18.00 WIB dan dapat diamati dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Fenomena super blood moon terjadi akibat posisi bulan berada dekat dengan bumi sehingga penampakan bulan terlihat lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena rotasi bulan terhadap bumi membentuk putaran elips bukan lingkaran.
Di balik keindahannya, fenomena super blood moon menimbulkan efek bagi bumi utamanya perubahan pasang surut air laut. Mahasri, dkk (2018) menyatakan bahwa pasang surut air laut dipengaruhi oleh benda-benda atmosfer dan dua yang paling besar pengaruhnya adalah matahari dan bulan. Bulan memiliki energi gaya gravitasi dua kali lebih besar dibandingkan matahari karena posisi bulan yang lebih dekat dengan bumi.
Ketika super blood moon terjadi, gaya gravitasi yang ditimbulkan bulan mampu mempengaruhi pasang air laut. Pasang akibat fenomena tersebut dapat menimbulkan banjir rob, yaitu masuknya sebagian air laut ke daerah pesisir yang memiliki elevasi rendah (Marvai, 2004). Hal ini diperparah dengan buruknya sistem drainase dan daerah padat penduduk di wilayah yang terendam banjir rob.
Melansir dari Kompas (27/05/21) banjir rob akibat fenomena super blood moon kembali terjadi di wilayah pesisir Surabaya tepatnya di perkampungan nelayan Pantai Kenjeran dan Jalan Kalimas Baru Surabaya yang posisinya dekat dengan Pelabuhan Tanjung Perak. Air mulai muncul keesokan harinya pada pukul 09.00 WIB setelah fenomena super blood moon terjadi. Banjir mengakibatkan masuknya air laut setinggi 40 cm ke pemukiman warga dan jalan-jalan yang dekat dengan pantai.
Di sisi lain, pasang surut akibat pengaruh benda-benda atmosfer termasuk bulan juga memberikan sederet keuntungan di berbagai bidang. Di bidang perikanan dan kelautan, pasang surut air laut diperlukan untuk pergantian air ditambak-tambak tradisional, sebagai sarana penangkapan ikan dengan tidal trap, dan dapat memperkaya nutrien yang ada diperairan laut melalui mekanisme pencampuran. Sedangkan di bidang energy baru terbarukan, energi potensial yang ditimbulkan oleh pasang surut air laut dapat dimanfaatkan sebagai pengerak turbin (Mahasri dkk, 2018).(*)
Comentários