Penulis: Wahyu Aprilya Ernawati
Editor: Wasiatul Ulumiah
Dampak sampah plastik di lautan bagi biota laut (Foto: https://www.google.com/)
Berita FFN — Wilayah pesisir adalah salah satu lingkungan perairan yang menjadi sasaran utama dalam pembungan limbah dari daratan, terutama limbah plastik. Hal ini akan berdampak kepada kerusakan ekosistem mangrove, padang lamun, terumbu karang, dan kehidupan berbagai jenis biota laut yang hidup di daerah dalam (UNEP, 2011). Indonesia menjadi negara penyumbang plastik terbanyak di dunia. Hal ini menjadi masalah besar bagi lingkungan termasuk wilayah pesisir dan laut. Menurut Kemenperin (2013), sekitar 1,9 juta ton plastik diproduksi selama tahun 2013 di Indonesia, dengan rata-rata produksi 1,65 juta ton/tahun. Plastik merupakan jenis makro molekul berdasarkan proses polimerisasi atau proses penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) dengan proses kimia hingga menjadi molekul besar (makro molekul) (Plastics Europe, 2013).
Plastik dikelompokkan menjadi dua macam yaitu thermoplastic dan termosetting. Thermoplastic merupakan bahan plastik yang akan mencair apabila dipanaskan pada suhu tertentu. Sedangkan thermosetting merupakan plastik yang tidak dapat dicairkan kembali ketika sudah menjadi padatan (Surono, 2013). Sampah laut merupakan benda padat yang tergolong kuat dan tidak mudah terurai. Jenis sampah laut seperti plastik, kain, busa, styrofoam (gabus), kaca, keramik, logam, kertas, karet, dan kayu. Dari seluruh sampah plastik yang berada di laut, sekitar 10% merupakan sampah yang sengaja dibuang dan mendapat penanganan yang tidak tepat (Wright et al., 2013). Keberadaan sampah plastic di lautan tentunya akan memberikan dampak tidak baik bagi biota laut. Dalam Wright et al., (2013) konsumsi plastik oleh hewan air dapat mengakibatkan pendarahan internal dan bisul, serta penyumbatan pada saluran pencernaan.
Sampah plastik dapat bertindak sebagai vector kontaminan, termasuk Polutan Organik Persisten (POPs), Polychlorinated Biphenyls (PCB), Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH), dichlorodiphenyltri-chloroethane (DDT), difenileter bifenil (PBDE), bisphenol A (BPA) dan logam berat (Ashton et al., 2010; Holoomes et al., 2012; Zarfl & Matthies, 2010). Potensi efek secara kimia cenderung meningkat seiring menurunnya ukuran partikel plastik, sedangkan efek secara fisik meningkat seiring meningkatnya ukuran makrodebris (UNEP, 2011). Dengan ukuran yang mikroskopis kemungkinan munculnya bioavailability dari mikroplastik di dalam saluran pencernaan (Betts, 2008). Biota laut yang terdeteksi dapat mengakumulasi mikroplastik yakni seperti copepoda, kepiting, dan kerang biru. Dampak langsung mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh organisme laut akan mengganggu kerja saluran pencernaan (Cole et al., 2013) serta sebagai pembawa bahan-bahan pencemar organik lain yang teradsorpsi pada mikroplastik (Teuten et al., 2009). Adapun cara mengurangi sampah plastik di ekosistem laut yaitu dengan meminimalisir penggunaan plastik. (*)
Referensi:
[UNEP] United Nations Environment Programme. 2011. UNEP Year Book 2011: Emerging Issues in Our Global Environment. Nairobi (KE): UNEP. 79 hal.
Ashton, K., L. Holmes and A. Turner. 2010. Association of Metals with Plastic Production Pellets in the Marine Environment. Marine Pollution Bulletin, 60: 2050- 2055.
Cole, M., P. Lindeque, E. Fileman, C. Halsband, R.M. Goodhead, J. Moger and T. Galloway. 2013. Microplastic Ingestion by Zooplankton. Environmental Science and Technology, 47: 6646– 6655.
Farrell, P. and K. Nelson. 2013. Trophic Level Transfer of Microplastics: Mytilus Edulis (L.) To Carcinus Maenas (L.). Environmental Pollution, 177: 1-3.
Holmes, L. A. 2013. Interactions of Trace Metals with Plastic Production L Pellets in The Marine Environment. Thesis. Plymouth (UK): University of Plymouth.
Surono, U. B. 2013. Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak. Jurusan Teknik Mesin. Universitas Janabadra. Yogyakarta.
Teuten, E.J. J.M. Saquing, D.R.U. Knappe, M.A. Barlaz, S. Jonsson, A Bjorn, S.J. Rowlamd, R.C. Thompson, T.S. Gallo way, R. Yamashita, D. Ochi, Y. Watanuki, C. Moore, P.H. Viet, T.S. Tana, M. Prudente, R. Boo-nyatumanond, M.P. Zakaria, K.Akkhavong, Y. Ogata, H. Hirai, S.Isawa, K. Mizukawa, Y. Hagi-no, A. Imamura, M. Saha and H. Takada. 2009. Transport and Release of Chemical from Plastics to The Environment and to Wildlife. Philos. Transactions of the Royal Society Biological Sciences, 364: 2027-2045.
Van Cauwenberghe, L. and C.R. Janssen. 2014. Microplastics in Bivalves Cultured for Human Consumption. Environmental Pollution, 193: 65-70.
Wright, S.L., R.C. Thompson and T. S.Galloway. 2013. The Physical Impact of Microplastics on Marine Organisms: A Review: Environmental Pollution, 178: 483-492.
Zarfl, C. and M. Matthies. 2010. Are Marine Plastic Particles Transport Vec tors for Organic Pollutants to The Arctic?. Marine Pollution Bulletin, 60(10): 1810-1814
Comments